Selasa, 22 Desember 2009

Semuanya Indah dan Tepat pada Waktu-Nya

Ada satu kisah, ada sebuah sapu tangan yang merupakan warisan turun temurun. Sapu tangan itu berwarna putih bersih. Suatu saat, sapu tangan itu dipakai bermain oleh salah seorang cucu yang mewarisi sapu tangan tersebut, dan sapu tangan itu menjadi kotor karena terkena tinta.

Sang cucu ini pun menjadi kebingungan karena sudah berbagai upaya dia lakukan untuk menghilangkan tinta ini dan tetap tidak berhasil. Ditengah kebingungan yang dia alami, kemudian dia duduk, diam, merenung, dan kemudian berdoa...... Ditengah-tengah dia berdoa, dia mendapatkan suatu hikmat untuk membawa sapu tangan itu kepada seorang pelukis.

Kemudian cucu ini membawa sapu tangan itu kepada seorang pelukis, dan disana dia menyerahkan sapu tangan itu kepada pelukis itu. Dengan penuh kesabaran, anak ini menyerahkan sepenuhnya kepada pelukis itu. Lama anak ini menunggu pelukis itu menyelesaikan lukisan pada sapu tangan itu.

Setelah sekian lama dia menunggu, sapu tangan itu selesai juga. Anak ini menjadi sangat kaget. Dia tidak lagi melihat titik-titik noda lagi, tetapi dia melihat sebuah keindahan yang belum pernah dia lihat. Bahkan yang tadi berupa noda sekarang ini menjadi bagian dari keindahan tersebut. Anak ini menjadi senang sekali karena sapu tangan itu kembali memiliki nilai keindahan.

Dari kejadian diatas, dapat kita ambil hikmah bahwa pada saat kita lahir, kita merupakan sebuah kain yang putih dan memiliki noda asal ( baca = dosa asal). Namun seiring perjalanan hidup kita, noda dalam diri kita menjadi semakin banyak. Itulah kenyataan yang terjadi.

Namun pada saat kita mau menyerahkan hidup kita yang penuh noda ini kepada Tuhan, maka Tuhan, Dia yang Maha melukis segalanya, Dia akan menjadikan noda-noda yang ada dalam kain kehidupan kita itu menjadi suatu bagian lukisan yang indah dalam hidup kita. Namun kadang kita tidak sabar menantikan lukisan Tuhan dalam kehidupan kita. Kita menuntut kepada Tuhan untuk Dia segera menyelesaikan lukisan menurut waktu kita. Kita sering men-deadline Tuhan dalam menyelesaikan "lukisan-Nya".

Biarkanlah Tuhan menyelesaikan lukisan kehidupan kita menurut waktu-Nya.
Semua akan indah dan tepat pada waktu-Nya.
Bagian kita adalah berusaha dan berserah penuh, seperti anak kecil diatas yang tanpa bertanya, namun dengan yakin menunggu lukisan tersebut selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar